Pendaftaran
Hallo Sobat Mari Kita Belajar Mengenal Cara Penularan HIV/AIDS
Ingin Tahu Bagaimana Cara penularan HIV/AIDS, Silahkan lanjutkan baca Artikel ini:
Lewat
pemakaian jarum suntik yang sudah tercemar HIV,
yang dipakai bergantian tanpa disterilkan, misalnya pemakaian jarum suntik dikalangan pengguna Narkotika Suntikan.
yang dipakai bergantian tanpa disterilkan, misalnya pemakaian jarum suntik dikalangan pengguna Narkotika Suntikan.
Melalui
pemakaian jarum suntik yang berulangkali dalam kegiatan lain, misalnya :
peyuntikan obat, imunisasi, pemakaian alat tusuk yang menembus kulit,
misalnya alat tindik, tato, dan alat facial wajah
2. Lewat cairan sperma dan cairan vagina :
Melalui
hubungan seks penetratif (penis masuk kedalam Vagina/Anus), tanpa
menggunakan kondom, sehingga memungkinkan tercampurnya cairan sperma
dengan cairan vagina (untuk hubungan seks lewat vagina) ; atau
tercampurnya cairan sperma dengan darah, yang mungkin terjadi dalam
hubungan seks lewat anus.
Penularan
ini dimungkinkan dari seorang ibu hamil yang HIV positif, dan
melahirkan lewat vagina; kemudian menyusui bayinya dengan ASI.
Kemungkinan
penularan dari ibu ke bayi (Mother-to-Child Transmission) ini berkisar
hingga 30%, artinya dari setiap 10 kehamilan dari ibu HIV positif
kemungkinan ada 3 bayi yang lahir dengan HIV positif.
Lewat
alat-alat (jarum suntik, peralatan dokter, jarum tato, tindik, dll)
yang telah tercemar HIV karena baru dipakai oleh orang yang terinfeksi
HIV dan tidak disterilisasi terlebih dahulu.
Karena
HIV – dalam jumlah yang cukup untuk menginfeksi orang lain- ditemukan
dalam darah, air mani dan cairan vagina Odha. Melalui cairan-cairan
tubuh yang lain, tidak pernah dilaporkan kasus penularan HIV (misalnya
melalui: air mata, keringat, air liur/ludah, air kencing).
Penjelasan Tambahan:
- Melalui hubungan seksual dengan seseorang yang terinfeksi HIV tanpa memakai kondom, melalui transfusi darah, melalui alat-alat tajam yang telah tercemar HIV (jarum suntik, pisau cukur, tatto, dll), melalui ibu hamil yang terinfeksi HIV kepada janin yang dikandungnya atau bayi yang disusuinya.
- Dalam satu kali hubungan seks secara tidak aman dengan orang yang terinfeksi HIV dapat terjadi penularan. Walaupun secara statistik kemungkinan ini antara 0,1% hingga 1% (jauh dibawah risiko penularan HIV melalui transfusi darah) tetapi lebih dari 90% kasus penularan HIV/AIDS terjadi melalui hubungan seks yang tidak aman.
- Karena kegiatan sehari-hari ODHA tidak memungkinkan terjadinya pertukaran cairan tubuh yang menularkan HIV. Kita tidak tertular HIV selama kita mencegah kontak darah dengan Odha dan jika berhubungan seks, kita melakukannya secara aman dengan memakai kondom. Seorang Odha kelihatan biasa, seperti halnya orang lain karena tidak menunjukkan gejala klinis. Kondisi ini disebut “asimptomatik” yaitu tanpa gejala. Pada orang dewasa sesudah 5-10 tahun mulai tampak gejala-gejala AIDS.
- Hubungan seksual secara anal (lewat dubur) paling berisiko menularkan HIV, karena epitel mukosa anus relatif tipis dan lebih mudah terluka dibandingkan epitel dinding vagina, sehingga HIV lebih mudah masuk ke aliran darah. Dalam berhubungan seks vaginal, perempuan lebih besar risikonya daripada pria karena selaput lendir vagina cukup rapuh. Disamping itu karena cairan sperma akan menetap cukup lama di dalam vagina, kesempatan HIV masuk ke aliran darah menjadi lebih tinggi. HIV di cairan vagina atau darah tersebut, juga dapat masuk ke aliran darah melalui saluran kencing pasangannya.
AIDS tidak ditularkan melalui :
- Makan dan minum bersama, atau pemakaian alat makan minum bersama.
- Pemakaian fasilitas umum bersama, seperti telepon umum, WC umum, dan kolam renang.
- Ciuman, senggolan, pelukan dan kegiatan sehari-hari lainnya.
- Lewat keringat, atau gigitan nyamuk
Contact Person.
Supriadi
+62856 9 850 950
+6221 - 4037 1138
![](http://adiprudential.googlecode.com/files/logo%20bb.png)
Blog atau web
Kantor Pusat Indonesia : Prudential Indonesia
Kantor Pusat Regional : Prudential Corporation Asia
Kantor Pusat Group : Prudential Plc
0 comments:
Post a Comment